Uniknya, Pada saat memasuki kawasan Desa Adat Ratenggaro, anda akan tmrasa seperti sedang berada pada Jaman Batu Besar ±4500 tahun lalu. Itu bisa dilihat, karena terdapat beberapa kuburan batu yang masih terawat dengan sangat baik.
Ratenggaro sendiri memiliki arti yaitu ‘Rate’ yang berarti kuburan, sedangkan ‘Garo’ yang artinya orang-orang Garo. Jadi konon katanya dahulu kala ketika masih terjadi perang antar suku, suku dari orang yang sekarang menjadi penghuni desa ini berhasil merebut wilayah desa orang-orang Garo. Pada zaman itu, suku yang kalah perang akan dibunuh dan dikubur di tempat itu juga. Terdapat 304 buah kubur batu dan 3 di antaranya berbentuk unik dan terletak di pinggiran laut.
Kampung adat ini memiliki keunikan pada rumah adatnya (Uma Kelada) yang memiliki ciri khas menara menjulang tinggi mencapai 15 meter. Atapnya menggunakan bahan dasar jerami dan tinggi rendahnya atap didasarkan atas status sosial mereka.
Ratenggaro merupakan Desa Adat yang masih memegang teguh dan melestarikan adat dan Tradisi peninggalan Leluhurnya, terbukti dari masyarakatnya yang masih menganut tradisi Marapu sama seperti kampung-kampung lain di Kabupaten Sumba Barat Daya pada umumnya.
Tipikal rumah Adat di Desa Ratenggaro hampir sama seperti orang Flores dan orang Toraja di mana rumahnya terdapat rahang babi dan tanduk kerbau yang digantung sebagai simbol bahwa orang yang memiliki rumah tersebut pernah melaksanakan upacara Adat.
Dan untuk kamu yang ingin spot foto yang sangat instagramable, Kunjungilah Desa Adat Ratenggaro, dijamin kamu bisa merasakan bagaimana epiknya suasana pada Zaman Purba dulu !!!!
Foto: Istimewa