-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Iklan

Cerita Pilu pasca Pemilu belum berakhir, Kini Petugas KPPS di Depok Meninggal Dunia

Jumat, 03 Mei 2019 | 13.53 WIB | 0 Views Last Updated 2019-05-03T06:53:17Z
Ilustrasi (istw)
Depok, (Depokini) - Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara ( KPPS) TPS 65 Kelurahan Cipayung, Ahmad Fauzi, meninggal dunia pada Kamis (5/2/2019) pukul 01.00 WIB, menurut pihak RS almarhum meninggal lantaran kelelahan saat  menjalankan tugas pada Pemilu 2019.

Ketua KPPS TPS 65, Cipayung, Sobari, mengatakan, Fauzi (almarhum) sudah terlihat lemas dan sakit sehari setelah pencoblosan, yakni pada 18 April 2019.

Almarhum yang saat itu berperan sebagai Wakil Ketua KPPS bertanggung jawab atas banyak hal, baik soal pemantauan, hingga penghitungan surat suara.

“Dia sempat ngitungin jumlah suara, namun kondisinya memang sudah drop banget, lemas, wajahnya pucat saat itu,” ucap Sobari saat dihubungi wartawan, Kamis (2/5/2019).

Meski sudah lemas, namun Fauzi tak pernah mengeluh kelelahan. Ia terus menghitung surat suara yang saat itu masih menumpuk.

Karena wajahnya yang pucat dan lemas, ketua KPPS saat itu langsung meminta Fauzi untuk beristirahat di rumahnya yang ada di Gang Haji Nasir, Kampung Bulak Barat, Cipayung, Depok.

“awalnya hanya dirawat di rumah tiba-tiba saya dengar dia dibawa ke Rumah Sakit Bakti Yudha dan semalam dapat kabar Pak Fauzi meninggal,” kata Sobari sedih.

Dirinya  juga mengatakan, bahwa tidak ada riwayat sakit yang diderita oleh Fauzi. Sobari mengaku sudah bertanya soal kondisi Fauzi dan dijawab sehat-sehat saja.

"Dia memang hanya kelelahan karena aktivitas padat saat pemilu,” tegasnya

Petugas yang sudah menjadi penyelenggara pemilu sejak tahun 2014 lalu itu menganggap perlu banyak yang harus dievaluasi dalam tahapan pemilu serentak seperti ini.

Sebab, ada lima surat suara yang musti dihitung oleh para petugas dengan teliti.

“Ya harapan kita dikaji dan dievaluasi-lah dari segi pelaksanaan dan anggarannya. Tugas kita sangat dituntut tanggung jawabnya karena berkaitan dengan suara,” kata dia.

Sobari menyampaikan, pihaknya sudah mengajukan bantuan kepada KPU dan Pemkot Depok terkait meninggalnya ayah tiga anak ini.

“Mudah-mudahan bisa disetujui bantuan untuk korban, sudah kita ajukan. Tadi juga kami bantu administrasi seperti surat kematian dan ahli warisnya supaya prosesnya bisa dipercepat,” pungkas Sobari dengan mimik dirundung duka.

Melihat banyaknya petugas KPPS  yang meningg dunia, yang sudah tembus 400 orang, nampaknya cerita pilu pasca pemilu bisa diketegorikan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang perlu tindakan segera dan serius dari Pemerintah dan Penyelenggara Pemilu. Salah satu diantaranya adalah  penyelenggaraan pemilu serentak perlu di kaji ulang, agar tak ada lagi cerita duka pasca pemilu.
(MaaGatot)
×
Berita Terbaru Update
-->