-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Iklan

Taktik Jitu Idris Imam Bikin Pradi-Afifah Tersungkur Pada Debat Publik Putaran Pertama

Selasa, 24 November 2020 | 11.09 WIB | 0 Views Last Updated 2020-11-24T04:09:15Z
Pasangan nomor urut 2, IDRIS -IMAM pada debat putaran pertama yang disiarkan langsung oleh INews TV, pada Minggu, 22 Nopember 2020

Depok (depoKini) - Pilkada Depok 2020, kini memasuki fase Debat Publik Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Depok 2020, putaran pertama telah dilaksanakan, pada Minggu 22 Nopember 2020 dan disiarkan langsung oleh INews TV.

Dalam debat publik perdana yang dihelat kemarin, kedua Paslon calon walikota dan wakil walikota Depok 2020 saling lempar masalah dan saling bantah. Untuk diketahui bahwa kedua calon walikota adalah pertahana walikota dan wakil walikota, M. Idris adalah walikota dan Pradi wakil walikota saat ini, kedua memutuskan untuk "pisah ranjang" pada pemilihan walikota dan wakil walikota Depok tahun 2020 ini.

Saling lempar pertanyaan dan saling adu argumentasi diantara kedua Paslon  peserta debat publik pun berlangsung dengan seru.

Tema yang disodorkan oleh KPUD Depok dalam debat putaran pertama ini adalah Tata Kelola Pemerintahan, Pelayanan Publik dan Hukum di era Kebiasaan baru. 

Dalam pantauan Depokini, Paslon nomor urut 1, Pradi - Afifah dalam beberapa kesempatan tampak gugup dan tidak menguasai pokok masalah,  Pradi-Afifah berulang kali tersandung dengan taktik Idris-Imam.

Duet usungan PKS, Demokrat, PPP dan Partai Berkarya tersebut acap kali melontarkan pertanyaan strategis dengan menyisipkan istilah-istilah yang rupanya tak dimengerti oleh Pradi-Afifah.

Idris pertama kali menanyakan kepada Pradi soal TPB (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/sustainable development goals -- SDGs).

Pradi terlihat gugup dan bingung, tak paham dengan pertanyaan dari Idris, justru akhirnya Pradi  menjawabnya ngawur yakni menjawab pertanyaan Idris dengan menerangkan cara-cara meningkatkan PDB (pendapatan domestik bruto), 

"Yang saya tanyakan bukan PDB, tapi TPB. Bagaimana langkah strategis Anda mempertahankan kemajuan di Kota Depok dari konteks TPB?" timpal Idris, membuat skakmat langkah Pradi untuk benahi Depok.

Pradi kemudian menjawabnya dengan normatif dan mengawang-awang.

"Apa yang sudah dicapai oleh pemerintah tentunya kami akan melakukan penajaman ke depan. Kami akan melibatkan stakeholder yang ada, para akademisi, konsultan, para ahli dan insya Allah jadi akan terealisasi di masa yang akan datang," kata Pradi menutupi ketidak-pahamannya.

Lalu, ganti Afifah dicecar Imam soal KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara) serta APE (Anugerah Parahita Ekapraya).

Afifah setali tiga uang dengan Pradi, ia yang tak paham justru bicara melebar ke soal pendidikan yang tak ada hubungannya, sebuah jawaban yang menandaskan ketidak-mampuan dan tidak paham akan akar masalah.

Mendengar jawaban Afifah yang ngawur, Imam calon wakil walikota nomor urut 2, menimpali, 

"Padahal ini merupakan anugerah Kota Depok terhadap kondisi perempuan. Padahal dia (Afifah) calon perempuan, tetapi ternyata dia tidak mengetahui tentang itu," kata Imam sambil tersenyum.

"Lalu ketika saya tanya tentang KUA-PPAS, ternyata jawabannya tidak tepat karena mekanismenya tidak tahu, sehingga membuat program yang juga akan ngawur," lanjutnya.

Pradi pun merasa gerah dan coba balas menyerang ketika Idris menanyakannya soal istilah 100-0-100.

"Istilah-istilah yang tidak familiar di publik, termasuk beberapa waktu lalu, sebetulnya saya berkeberatan," kata calon nomor urut 1 ini.
Lalu, lanjut Pradi, 
"Saya tanya lagi, sebetulnya Pak Wali ini -- saat ini masih wali (kota) dan saya sebagai wakil -- paham betul tidak apa yang dikatakan 100 berbanding 100? Jangan-jangan tidak paham beliau tentang hal ini. Saya perlu mendengarkan juga apa yang beliau sampaikan," ungkapnya berkilah.

Jawaban Pradi ini justru jadi sasaran empuk Idris.

Idris menerangkan, istilah-istilah itu mestinya dipahami oleh pimpinan daerah.

"Istilah-istilah strategis ini, apa lagi ini amanat dari pemerintah pusat, harus kita pahami," tegas Idris, calon Walikota nomor urut 2 itu.

Idris lalu mengungkapkan bahwa istilah 100-0-100 sangar populer di kalangan masyarakat miskin.

Istilah itu berarti 100 persen air minum layak bagi masyarakat, 0 persen wilayah kumuh, dan 100 persen realisasi sanitasi.

"Ini sangat menyentuh kebutuhan warga dan masyarakat. Aneh kalau pimpinan di daerah tidak paham tentang masalah ini," tukas Idris yang membuat Pradi - Afifah tersungkur.

Berdasarkan pengamatan Depokini, debat publik putaran pertama pasangan Idris Imam unggul mutlak dari Pradi Afifah.
(MasGatot)
×
Berita Terbaru Update
-->