-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Iklan

Besok Uji Coba Ganjil Genap di Jagorawi dan Tangerang

Minggu, 15 April 2018 | 09.45 WIB | 0 Views Last Updated 2018-04-15T02:45:04Z
Jakarta, (depoKini) - Kebijakan untuk mengurai kemacetan yang diterapkan di Tol Jakarta-Cikampek dianggap berhasil mengurangi kepadatan. Oleh karena itu, kebijakan yang sama pun akan diterapkan di dua ruas tol lain yakni Tol Jagorawi dan Tol Jakarta-Tangerang.

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, ganjil genap di Tol Jagorawi dan Jakarta-Tangerang akan berlaku Mei 2018. Namun sebelum resmi diberlakukan, BPTJ akan melakukan uji coba pada, senin besok, 16 April 2018.

"Pada Senin tanggal 16 April akan uji coba dulu sampai akhir bulan. Kemudian awal Mei kami harapkan Permenhub sudah turun, dan kami implementasikan awal Mei," kata kepala BPTJ Bambang Prihartono dalam konferensi persnya di kantor Jasa Marga, Jakarta Timur, Jumat (13/4/2018). 

Bambang menjelaskan kebijakan ganjil genap di tol akan dilakukan pada pukul 06.00 hingga 09.00 WIB. Adapun untuk Tol Jagorawi ganjil genap dilakukan pada Gerbang Tol Cibubur 2. Sementara, pada Tol Jakarta-Tangerang akan dilakukan gerbang Tol Kunciran 2 dan Tangerang 2.

Lebih lanjut Bambang mengatakan, untuk Tol Jagorawi akan dilakukan dua paket kebijakan. Yakni penerapan ganjil genap dan lajur khusus bus. 

"Di situ ada dua paket kebijakan, karena karakteristik lalu lintasnya besar, tapi truk sangat minim di sana. Jadi pertama kita implementasikan lajur khusus bus mulai dari Bogor sampai Pasar Rebo. Kemudian ganjil genap di Cibubur 2," katanya.

Sementara untuk jalan Tol Jakarta-Tangerang akan diterapkan tiga paket kebijakan sama seperti di Jakarta-Cikampek, yakni ganjil genap, lajur khusus bus, dan pembatasan khusus untuk truk.

"Karakteristik Jakarta-Tangerang hampir sama dengan Jakarta-Cikampek. Oleh karenanya di sana akan diterapkan tiga kebijakan sekaligus. Pengaturan truk yang kita atur masalah Golongan III,IV, dan V. Kenapa golongan itu, karena dari data itu kecepatannya sangat rendah. Gol 2 masih aman," pungkas Bambang. (GDP)
×
Berita Terbaru Update
-->