Balai Kota Depok Kini |
Depok (depoKini) - Sejarah nama Depok sendiri berdasarkan dokumen Bataviaasch Nieuwsblad (1929), dimulai dari seorang pejabat VOC yang bernama Cornelis Chastelein, sebagai tuan tanah di Mampang dan Depok lama, yang awalnya dibeli olehnya untuk digunakan sebagai perkebunan.
Dalam menamakan wilayahnya, Cornelis Chastelein menggunakan kata Depok yang sebenarnya sudah ada Sejak Masa Pajajaran. Namun Cornelis Chastelein menjabarkannya menjadi De Eerste Protestante Organisatie van Christenen, yang berarti 'Organisasi Kristen Protestan Pertama'.
Tetapi dari beberapa catatan, bahwa Depok juga memiliki penamaan yang berasal dari sebuah Seminari yang didirikan di Depok (21 Agustus 1878-1926) yang merupakan sebuah seminari Kristen Protestan pertama di wilayah tersebut. Dimana seminari itu sendiri memiliki nama "Seminarie van Inlandsche Zendelingen", yang didirikan oleh salah seorang pendeta Lutheran di Jakarta yakni pendeta J.A.Schuurman.
Kemudian seminari tersebut mendirikan gereja, sehingga dijuluki dengan "De Eerste Protestante Oikumene Kirche" (DEPOK), yang artinya Gereja Protestan Oikumene Pertama
Bukti tertulis yang menyebutkan eksistensi “Depok” tertulis dalam naskah Belanda yang mengungkapkan, bahwa Cornelis Chastelein membeli tanah di Depok dari seorang Residen di Cirebon bernama Lucas Meur pada 18 Mei 1696. Nama Depok juga tercatat dalam ekspedisi Inspektur Jendral VOC, Abraham van Riebeeck pada tahun 1704 dan 1709, yang merupakan ekspedisi dalam rangka survei wilayah ke pedalaman Sungai Ciliwung.
Sejarah setelah kemerdekaan, mengawali Depok dari sebuah kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor, yang kemudian mendapat status kota administratif pada tahun 1982.
Dengan berjalannya waktu, dan pesatnya pebangunan di Kota Depok, maka sejak 20 April 1999, ditetapkan sebagai kotamadya (sekarang:kota), secara otomatis tidak lagi termasuk dalam administratif Kabupaten Bogor. Tahun 2019 kota Depok terdiri atas 11 kecamatan dan 63 kelurahan, dengan jumlah penduduk 2.330.333 jiwa.
Saat ini, Depok masih merupakan kota penyangga Jakarta. Sementara sebagai gambaran, Saat masih menjadi kota administratif pada tahun 1982, penduduknya hanya 240.000 jiwa, dan saat menjadi kotamadya, penduduknya melonjak menjadi 1,2 juta jiwa. (NR)
Foto : Istimewa