-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Iklan

Kepanikan landa Tim Ses Khofifah-Emil Dardak sampai keluarkan fatwa Fardhu 'ain

Selasa, 05 Juni 2018 | 12.02 WIB | 0 Views Last Updated 2018-06-05T05:02:37Z
Prof. DR. Agus Sukristyanto
Surabaya, (depokini) - Tim Pemenangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak benar-benar serius untuk memenangkan persaingan pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Timur. Mereka menggunakan berbagai cara untuk menang hingga mengeluarkan surat sakti berbentuk 'seruan dan fatwa fardhu 'ain untuk memilih Khofifah-Emil'.

"Kalau dikalangan mereka kemungkinan iya (panik), tetapi pemilih sekarang kan cerdas bisa membedakan yang baik dan buruk," kata Prof Agus Sukristyanto, Pakar Politik Universtas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya,(Senin,4/6). Sebagaimana di lansir dari merdeka.com.

Agus menuturkan, mengeluarkan fatwa merupakan hak mereka, tetapi jika ada fatwa keluar dan tidak memiliki landasan yang jelas, maka fatwa tersebut akan menjadi bumerang. Masyarakat akan memiliki penilaian tersendiri dengan kemunculan fatwa untuk memilih salah satu pasangan calon. "Kalau fatwa-nya tidak berdasar kan akan menjadi bahan tertawaan orang," ujarnya.

Guru Besar Untag ini mengakui, di sisa waktu pemilihan calon Gubernur ini, akan banyak persoalan-persoalan yang muncul. Bahkan kemungkinan akan ada paslon yang menghalalkan segala cara untuk memenangkan pemilihan gubernur. Padahal sebenarnya kedua calon (Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak dan Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno), mereka merupakan kader dari Nahdliyin yang paling baik dalam persaingan pilgub Jawa Timur.

Surat sakti fatwa fardhu 'ain
memilih khofifah (istw) 
Menurut dia, siapapun pemimpinnya sebenarnya bagus untuk Jawa Timur. Namun diantara keduanya ada pemimpin yang lebih bagus. Untuk itu, masyarakat diharapkan mampu untuk mengetahui pemimpin yang benar-benar baik dan jujur, serta tidak menggunakan segala cara untuk menang dalam pilgub.

Mereka itu bagus, tetapi ada yang lebih bagus. Saya yakin masyarakat sudah mengetahui itu, tegas Agus.

Sementara tim pemenangan pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak menggunakan sisa waktu untuk memenangkan Pilgub Jatim 27 Juni 2018, nampaknya segala cara dilakukan supaya bisa menang. Tim pemenangan pasangan nomor urut satu ini menyebar surat sakti berbentuk fatwa fardhu ain melalui jaringan relawan santri dan kiai untuk memilih Khofifah-Emil.

Surat sakti yang dimaksud adalah fatwa menguatkan dan meluaskan efektifkan jangkauan seruan dan fatwa Fardhu Ain masyayikh Madura No. 1/SFMM/V/2018 tanggal 15 Mei 2018 di Karongan Sampang Madura yang menyerukan dan menfatwakan Fardhu Ain bagi seluruh masyarakat Jatim untuk memilih pasangan Khofifah-Emil pada Pilgub Jatim mendatang.

Penguatan fatwa Fardhu Ain ini dilakukan dan dilaksanakan di Ponpes Amanatul Ummah Bendunganjati Pacet Mojokerto dengan dihadiri sekitar 380 kiai dari seluruh Jatim. Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, KH Asep Saifuddin Chalim selaku tuan rumah dan inisiator mengatakan bahwa alasan Fardhu Ain memilih Khofifah-Emil itu ada tiga. Pertama, yaitu jujur dan dapat dipercaya. Kedua, makrifatul haq dan Ketiga, iqomatul haq.

Secara rinci, fatwa bernomor 1/SF-FA/VI/2018 berisi enam butir, diantaranya berbunyi, rakyat Jawa Timur merupakan bagian dari Bangsa Indonesia memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan amanat kemerdekaan yaitu terwujudnya kehidupan yang maju, adil dan makmur (Jawa Timur yang maju adil dan makmur). Kaitan dengan pilgub Jawa Timur paslon Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elistianto Dardak memiliki persyaratan untuk mewujudkan Jawa Timur yang maju, adil dan makmur yaitu, jujur, dapat dipercaya, bisa membuat program, gagasan, perencanaan, untuk mewujdukan Jawa Timur maju, adil dan makmur dan akan bisa menerapkan gagasan wawasan dan perencanaanya. Terhadap persyaratan tersebut keberadaanya lebih baik dari paslon lain, (refrensinya rekam jejak debat tanggal 10 April 2018 dan debat 8 Mei 2018).

Seruan dan fatwa fardhu ain ini dibuat di Bendunganjati, Pacet Mojokerto dalam pertemuan mamsyayikh (kiai-kiai) Jawa Timur pada hari Minggu, 03 Juni 2018. 
(Cak To) 
×
Berita Terbaru Update
-->