Komisioner KPU RI, Viryan Azis |
Jakarta, Depokini - pelaksanaan Pesta Demokrasi, Pemilihan Umum (Pemilu) serentak Pilleg dan Pilpres sudah usai, rakyat seluruh Indonesia, baik didalam maupun diluar negeri telah mempergunakan hak pilihnya pada 17 April 2019 yang lalu.
Namun pesta Demokrasi berujung pilu, betapa tidak, ada 119 orang baik anggota ataupun ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia, pasca Pemilu 17 April 2019 yang lalu. Selain itu, 548 orang dilaporkan sakit.
Jumlah ini mengacu pada data Komisi Pemilihan Umum ( KPU) Selasa (23/4/2019) pukul 16.30 WIB.
"Petugas kami yang mengalami kedukaan ada 667 orang, 119 meninggal dunia, 548 sakit," kata Komisioner KPU Viryan Azis di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/4/2019).
Jumlah tersebut tersebar di beberapa kabupaten/kota di 25 provinsi.
Anggota KPPS yang meninggal dunia maupun sakit disebabkan karena kelelahan dan kecelakaan.
KPU berencana memberikan uang santunan kepada keluarga petugas yang meninggal maupun mereka yang sakit.
Sementara di tempat terpisah, Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) mengatakan kepada awak media, bahwa dirinya, atas nama Negara dan Pemerintah mengucapkan turut belasungkawa atas wafatnya para petugas KPPS.
Lalu lanjutnya lagi, "mereka itu semua petugas KPPS yang wafat adalah pahlawan demokrasi," imbuh Jokowi.
Beban tugas yang diemban oleh petugas KPPS dirasa amat berat, sehingga menimbulkan kelelahan phisik dan mental yang teramat sangat, setidaknya itulah salah satu faktor banyaknya petugas KPPS yang mengalami kedukaan, baik sakit maupun meninggal dunia.
Mungkin, kedepan perlu untuk di formulasikan kembali terkait pelaksanaan pemilu serentak, agar pesta demokrasi tak lagi berujung pilu.
(MasGatot)