-->
Senin 17 Mar 2025

Notification

×
Senin, 17 Mar 2025

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Iklan

Medan Politik Menanti Jenderal Gatot pasca pergantian Panglima TNI

Kamis, 07 Desember 2017 | 16.10 WIB | 0 Views Last Updated 2018-01-17T01:38:17Z
Jakarta, (depoKini) - Peluang dan kecenderungan Jenderal Gatot Nurmantyo terjun ke dunia politik di masa pensiun sangat terbuka bagi Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang akan segera memasuki masa pensiun pada Maret 2018 mendatang.

Presiden Joko Widodo pun telah menyerahkan nama Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KASAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai calon panglima TNI kepada DPR.

Banyak spekulasi yang muncul menjelang masa akhir jabatan Gatot sebagai panglima. Salah satunya berkaitan dengan gelagat Gatot yang cenderung menjurus terjun ke dunia politik usai pensiun. Dan hal itu adalah hak konstitusional warga negara, yang mempunyai hak pilih dan dipilih. 

Dalam sejumlah survei, nama Gatot telah masuk ke dalam bursa calon presiden maupun calon wakil presiden untuk Pilpres 2019 mendatang.

Pengamat militer Mufti Makarim berpendapat, kecenderungan Gatot untuk terjun ke dunia politik sangat terbuka kemungkinannya. Hal itu bisa dilihat dari manuver Gatot selama menjabat Panglima TNI.

Baca Juga :Ini kata BKN terkait formasi dan cara pendafaran CPNS 2018 Jakarta, (Depokini) -Sesuai dengan rencana Pemerintah untuk kembali membuka penerimaan CPNS tahun 2018, Badan Kepegawaian Negara (BKN) sebagai koordinator pelaksana seleksi nasional tengah menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan. Dilansir laman kominfo, Infrastruktur tersebut, menurut Kepala Biro Hubungan Kemasyarakatan BKN, M. Ridwan, mulai dengan proses pendaftaran secara online melalui https://sscn.bkn.go.id (websiteSSCN), Seleksi Administrasi, sampai dengan proses Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) dan Seleksi Kompetensi Bidang (SKB). “Sambil menunggu pengumuman penerimaan CPNS resmi yang akan dikeluarkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negera dan Reformasi Birokrasi (Menpan dan RB), BKN telah melakukan peningkatan kapasitas (upgrading) web SSCN, karena diperkirakan akan terdapat 8-10 juta pendaftar,” ujar Karo Humas BKN dalam rilis resmi BKN. Sistem Helpdesk dan pengaduan, menurut Ridwan, akan dilaksanakan dengan lebih efektif, cepat, transparan, dan efisien. “Sistem Helpdesk ini akan dibuat secara online (yang menyatu dengan website SSCN) maupun offline di Kantor Pusat BKN dan 14 Kantor Regional BKN,” ujarnya. Pelaksanaan SKD dan SKB, tambah Ridwan, tetap menggunakan Computer Assisted Test (CAT) BKN dengan perbaikan SOP dan pengembangan fitur perangkat lunak. “Karena diperkirakan penerimaan CPNS kali ini dimaksudkan untuk penambahan PNS di pusat dan daerah, maka titik-titik lokasi SKD dan SKB akan berada di 34 provinsi, dengan memperhitungkan jarak dan kendala transportasi peserta,” papar Karo Humas BKN. Untuk itu, saat ini, menurut Ridwan, BKN sedang menjajaki kerja sama dengan BKD/BKPSDM/BKPP di seluruh provinsi, kabupaten, dan kota yang memiliki fasilitas CAT. Ia menambahkan bahwa penjajakan serupa dilakukan pula dengan pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memiliki fasilitas UKG dan UNBK. “Dengan kebijakan rekrutmen yang, “Kompetetif, Adil, Objektif, Transparan, Tidak KKN, dan Bebas Biaya,” masyarakat diimbau untuk selalu berhati-hati dalam menerima informasi yang berkaitan dengan penerimaan CPNS,” ujar Ridwan. Karo Humas BKN juga mengingatkan agar jangan pernah percaya jika ada pihak yang menjanjikan dapat membantu dalam penerimaan CPNS dengan atau tidak dengan imbalan tertentu. Informasi resmi penerimaan CPNS, menurut Ridwan, hanya berasal dari website dan kanal informasi Kementerian PAN dan RB dan BKN. “Untuk itu, BKN telah disediakan berbagai kanal informasi yaitu : web www.bkn.go.id serta media sosial twitter.com/BKNgoid, facebook.com/BKNgoid, instagram.com/BKNgoidOfficial serta youtube.com/c/BKNgoidOfficial,” pungkas Ridwan. Formasi Prioritas Seleksi Penerimaan CPNS 2018 akan digelar. Diperkirakan akhir Juni atau awal Juli proses seleksi bakal dimulai. Sejauh ini BKN secara aktif mengabarkan melalui laman media sosial resmi milik lembaga tersebut. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur mengatakan, proporsi terbesar formasi CPNS tahun 2018 akan difokuskan untuk jabatan-jabatan teknis dan spesialis, guna mendukung pembangunan daerah tertinggal, terluar, dan terdepan. Karena itu, rekrutmen CPNS akan diprioritaskan untuk tenaga pendidikan dan kesehatan, tenaga pendukung pembangunan infrastruktur, poros maritim, ketahanan energi, serta ketahanan pangan. “Kita memerlukan spesialisasi keahlian, sehingga perencanaan dan usulan ASN baru harus difokuskan pada jabatan-jabatan spesifik sesuai core business instansi, arah pembangunan nasional/daerah, dan sasaran nawacita, sehingga dapat meningkatkan daya saing bangsa di kancah internasional,” ujarnya. Saat ini jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) Nasional adalah 4,3 juta lebih, dengan proporsi terbesar selain guru adalah tenaga pelaksana/administrasi, sebesar 1,6 juta atau sekitar 38%. Untuk mendukung terciptanya birokrasi berkelas dunia tahun 2024, pemerintah menyelenggarakan program strategis yang dimulai dari perencanaan, rekrutmen dan seleksi, pengembangan kompetensi, hingga reformasi kesejahteraan. Menetri Asman juga menyinggung bahwa Indonesia dan dunia tengah menghadapi perubahan cepat di era industri 4.0 yang dicirikan dengan dominannya peran mesin dan otomatisasi, serta terintegrasinya sistem komputasi dan jejaring dalam proses fisik. “Oleh karena itu, diperlukan ASN yang profesional, berwawasan global, menguasai teknologi informasi dan bahasa asing, memiliki daya hospitality, entrepreneurship, dan networking, serta tentunya tetap harus memiliki rasa nasionalisme dan berintegritas, “tambahnya. (Gatot DP)
"Memang tidak bisa disangkal kecenderungan ke ranah politik. Persoalannya apakah dalam konteks politik praktis atau bukan, itu yang belum terlihat," kata Mufti saat dihubungi Depokini, Rabu (6/12).

Mufti menuturkan ada sebuah mitos di kalangan tentara yang mengatakan jika ia seorang jenderal, berasal dari Jawa, serta beragama Islam, maka kecenderungan untuk terjun ke dunia politik itu cukup besar.

"Saya lihat Gatot termasuk dalam kecenderungan itu," ucap Mufti.

Gatot yang berasal dari TNI Angkatan Darat (AD), menurut Mufti juga membuat peluang Gatot untuk terjun ke dunia politik semakin besar.
Medan Politik Menanti Jenderal Gatot di Masa PensiunPanglima TNI Jenderal 

Jika dibandingkan dengan matra lainnya, TNI AD memang yang lebih banyak terjun ke dunia politik. Salah satu faktornya, kata Mufti, adalah pengalaman teritorial yang dimiliki oleh para prajurit TNI AD.
"Pengalaman teritorial yang bersentuhan langsung dengn kehidupan masyarakat itu struktur teritorial TNI AD. Pengalaman teritorial yang bersentuhan langsung dengan komunitas politik dan sebagainya itu TNI AD lebih banyak, membuat bisa dikatakan ada kecenderungan masuk ke politik," tutur Mufti.

Terlepas dari itu, Mufti tak bisa menjamin, prestasi Gatot selama menjabat panglima bisa menjadi tolok ukur kesuksesan di dunia politik.

Jika dilihat dari sudut pandang tentara, Mufti berpendapat ada sejumlah capaian dilakukan Gatot sebagai seorang panglima, misalnya saja dalam hal penegakkan hukum di internal TNI.

Namun, lanjut Mufti, Gatot pun kerap kali mengeluarkan pernyataan cenderung politis dan di luar kewenangannya sebagai seorang panglima. 
Meski begitu, Mufti menyebut tetap saja ada sejumlah pihak yang menilai Gatot layak untuk terjun ke dunia politik dan menjadi sosok seorang pemimpin.

"Pada dimensi tertentu mereka menganggap figur Gatot tepat untuk memimpin karena dia tentara, tegas, dan sebagainya. Tapi di sisi lain masih banyak hal yang harus diuji juga," ucap Mufti.
Medan Politik Menanti Jenderal Gatot di Masa Pensiun. 

Dihubungi terpisah, pengamat politik Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan masa pensiun Gatot akan menjadi ujian sesungguhnya --jika memang dia ingin serius terjun ke dunia politik.

Pasalnya, kata Pangi, selama Gatot mejabat panglima militer, jabatan itulah yang menjadi panggung sekaligus tumpuan bagi Gatot untuk menarik memainkan isu yang bertujuan menarik massa pendukung.

"Tentu ujian bagi Gatot ketika sudah tidak ada lagi panggung," kata Pangi.
Selama menjabat panglima TNI, kata Pangi, Gatot pun telah berhasil memainkan isu dengan cukup baik, sehingga menimbulkan sentimen yang postif terhadap dirinya, salah satunya terkait dengan elektabilitas yang diperoleh Gatot dalam sejumlah survei.

"Saya lihat selama ini Gatot piawai manajemen isu kanan, ideologi. Isu-isu kanan yang akan dikapitalisi menjadi insentif bagi dia," ujar Pangi.

Bahkan lanjut Pangi "Yang publik tahu bagaimana dia (Gatot) mengelola isu umat, segmen yang diambil Gatot segmen kanan, ideologi," ucapnya.

Jika Gatot serius bakal terjun ke dunia politik, kata Pangi, maka dia mau tak mau harus tetap memainkan isu kanan tersebut --selain juga diimbangi dengan bagaimana cara Gatot membangun personal brandingnya di tengah masyarakat.

"Kalau isu itu dipelihara terus, ada kemungkinan elektabilitas makin naik," kata Pangi pada Depokini (GDP)
×
Berita Terbaru Update
-->