Tampak muka MRT |
Jakarta, (depoKini) – Dalam tiga hingga empat tahun terakhir, jaringan transportasi di Ibu Kota Jakarta dan daerah penyangganya dibangun pesat oleh Pemerintah. Tujuannya adalah untuk mempermudah akses masyarakat dalam bertransportasi dan mengurangi kemacetan di jalan.
Jaringan transportasi yang dibangun tersebut yaitu Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta dari Lebak Bulus-Bundaran HI, Light Rail Transit (LRT) Bekasi-Cawang dan Cibubur-Cawang, serta penambahan rute Kereta Rel Listrik (KRL).
Kereta LRT buatan INKA |
Ketiga moda transportasi tersebut dinilai menjadi solusi paling ampuh mengatasi kemacetan. Namun, dari semua itu sebenarnya apakah masyarakat tahu perbedaan dan fungsi tiga moda transportasi tersebut?
Dikutip dari Instagram PT Adhi Karya Tbk @adhikaryaid, pada Senin 23 April 2018, tiga moda transportasi yang nantinya menjadi andalan di Ibu Kota itu memiliki perbedaan dari perlintasan, kapasitas penumpang dan rangkaiannya.
Untuk LRT atau kereta api ringan, tentunya mengacu pada beban ringan dan bergerak cepat. Pada LRT meski daya angkut tak sebesar MRT dan KRL, namun moda ini mudah memindahkan penumpang melalui operasi rute yang lebih banyak.
Selain itu, kelebihan dari moda transportasi LRT ini, sistem perlintasannya dibuat melayang. Sehingga tidak memiliki konflik sebidang seperti sering kita temukan di lintasan KRL, dan headway antarkereta dan dapat dipastikan waktunya.
Kemudian, MRT merupakan transportasi dengan transit cepat, memilki daya angkut yang lebih besar dari LRT. Proyek MRT di Jakarta pengerjaannya dibangun oleh Shimizu-Obayashi-Wijaya Karya-Jaya Konstruksi dan SMCC-Hutama Karya.
MRT di Jakarta perlintasannya pun tak dibuat sebidang atau sama dengan LRT, di mana jalurnya melayang dan bawah tanah. Rencananya MRT Jakarta akan mulai beroperasi pada Maret 2019.
KRL atau Commuterline yang kini telah memiliki jalur baru Cikarang dan Rangkas Bitung |
Sedangkan Commuter Line atau Kereta Rel Listrik yang sudah mulai beroperasi sejak tahun 1925, merupakan kereta rel yang menggunakan sistem propulsi motor listrik sebagai penggerak keretanya.
KRL yang melayani rute Jabodetabek ini seringkali bertemu konflik sebidang dengan penyeberangan jalur kendaraan mobil dan motor. KRL kini telah memiliki jalur baru hingga ke Cikarang dan Rangkas Bitung. (GDP)