-->

Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Iklan

Puisi dinilai ada unsur penistaan agama, pengurus Persaudaraan Alumni 212, somasi Sukmawati Soekarnoputri

Selasa, 03 April 2018 | 15.30 WIB | 0 Views Last Updated 2018-04-03T08:30:12Z
Foto : Kapitra Ampera (istw)
Jakarta (depoKini) - Puisi putri Bung Karno, Sukmawati Soekarnoputri yang dibacakan dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018 beberapa waktu lalu dipermasalahkan. Puisi tersebut dinilai mengandung unsur penistaan agama karena membandingkan azan dengan kidung.

Puisi itu dipermasalahkan oleh pengurus Persaudaraan Alumni 212 Kapitra Ampera. Karena itu Kapitra berencana melayangkan somasi pada Sukmawati atas puisi ini.

"Ya akan somasi, ada dugaan penistaan agama," kata Kapitra saat dihubungi, Senin (2/4).

Menurut Kapitra, azan merupakan panggilan beribadah bagi umat Islam. Oleh karena itu tidak sepatutnya jika dibanding-bandingkan dengan hal lain, termasuk karya seni.

"Saya sangat menyesalkan, membandingkan puisi, kidung dengan aturan agama, syariat agama. Azan itu bagi saya tidak hanya sekedar suara tapi panggilan (ibadah). Artinya itu representasi dari pemeluk agama (Islam)," kata Kapitra yang juga Pengacara Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab tersebut.

Lebih lanjut, Kapitra menjelaskan karya puisi tidak bisa bebas nilai dan menyinggung hal lainnya, seperti nilai-nilai yang terkait agama.

Ia mencontohkan pada kasus karikatur Nabi Muhammad yang menjadi polemik di Denmark pada 2005 silam dimana saat itu umat Islam dari berbagai belahan dunia bereaksi dan menentang keras.

"Di seluruh dunia, yang sakralitas manusia tidak boleh disentuh dalam ekspresi seni, apalagi politik," kata Kapitra.

Kapitra akan somasi Sukmawati Soekarnoputri atas dugaan menista Islam

Sementara itu Sukmawati membantah bahwa puisinya itu bermuatan suku agama ras atau antargolongan (SARA).

"Itu suatu realita tentang Indonesia," katanya seperti dilansir dari Detikcom.

Foto : Sukmawati Soekarnoputri (istw)
Menurutnya, ia mengarang cerita dalam puisi itu. Sebagai seorang budayawan, ia menyelami pikiran masyarakat dari berbagai daerah yang memang tidak memahami Syariat Islam. Misalnya di Wilayah Indonesia Timur seperti Bali.

Soal kidung ibu pertiwi Indonesia yang dinilai dibandingkan dengan azan, ia menilai hal tersebut sah-sah saja.

"Enggak selalu orang yang mengalunkan azan itu suaranya merdu. Itu suatu kenyataan. Ini kan seni suara ya. Dan kebetulan yang menempel di kuping saya adalah alunan ibu-ibu bersenandung, itu kok merdu. Itu kan suatu opini saya sebagai budayawati," kata Sukmawati.

"Jadi ya silakan orang-orang yang melakukan tugas untuk berazan pilihlah yang suaranya merdu, enak didengar. Sebagai panggilan waktu untuk salat. Kalau tidak ada, Akhirnya di kuping kita kan terdengar yang tidak merdu".

Berikut ini adalah Puisi 'Ibu Indonesia' yang dibuat dan dibacakan oleh Sukmawati dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018:

Ibu Indonesia
Aku tak tahu Syariat Islam
Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah
Lebih cantik dari cadar dirimu
Gerai tekukan rambutnya suci
Sesuci kain pembungkus ujudmu
Rasa ciptanya sangatlah beraneka
Menyatu dengan kodrat alam sekitar
Jari jemarinya berbau getah hutan
Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah ibu Indonesia
Saat penglihatanmu semakin asing
Supaya kau dapat mengingat
Kecantikan asli dari bangsamu
Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif
Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam
Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok
Lebih merdu dari alunan azan mu
Gemulai gerak tarinya adalah ibadah
Semurni irama puja kepada Illahi
Nafas doanya berpadu cipta
Helai demi helai benang tertenun
Lelehan demi lelehan damar mengalun
Canting menggores ayat ayat alam surgawi

Pandanglah Ibu Indonesia
Saat pandanganmu semakin pudar
Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu
Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya. (GDP)
×
Berita Terbaru Update
-->